Air terjun Anenderat
Air terjun Anenderat atau sering disebut juga air terjun tujuh tingkat adalah tempat wisata alam berupa air terjun yang berada di kampung Siakwa, distrik Miyah, kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, Indonesia. Lokasinya di Distrik Miyah. Distrik ini berada di bagian perut Kabupaten Tambrauw, 3 jam ditempuh dari Fef, ibu kota kabupaten. Air terjun ini tersohor dengan panorama alam yang indah, udara yang segar, dan suasana yang sejuk. Air terjun ini mengalir dan bermuara sampai sungai Aifat. Kawasan di sekitar ini juga digunakan sebagai lokasi upacara adat bagi masyarakat setempat.[1]
Air terjun Anenderat | |
---|---|
Lokasi | Miyah, Tambrauw, Papua Barat Daya, Indonesia[1] |
Tinggi total | 200 m |
Jumlah titik | 7 tingkat |
Aksesibilitas
suntingLantaran belum tereksepose, perjalanan mencari air terjun harus melalui medan menantang, yakni berkelok-kelok, berlumpur, berlubang, dan kudu membelah hutan.[1]
Air terjun ini tersembunyi di balik perkampungan di Distrik Miyah. Tak ada petunjuk arah sepanjang jalan. Hanya ada penanda plang semi-permanen yang dibuat warga begitu sampai di kawasan air terjun. Plang itu bertuliskan “Selamat Datang di Air Terjun Anenderat”.[1]
Pintu masuk air terjun tepat berada di samping kantor Distrik, Jalan Weku Nomor 1 Kampung Siakwa. Wisatawan bisa memarkirkan kendaraannya di sana, lantas melanjutkan perjalanan dengan hiking melintasi rumah-rumah penduduk lebih-kurang 300 meter. Untuk menuju air terjun, wisatawan harus melewati "sungai Kamundan". Lantaran belum tersedia jembatan penghubung, cara satu-satunya menuju ke sana adalah dengan menyebrangi sungai. Selepas menyebrang, hiking diteruskan dengan memasuki kawasan hutan dengan jalur yang cukup terjal dan licin. Banyak akar pepohonan melintang. Namun, dari situ, suara gerojogan limpahan air terjun sudah jelas terdengar.[1]
Makin masuk hutan, makin jelas penampakan air terjun tujuh tingkat itu. Tinggi luncuran airnya kira-kira mencapai 200 meter. masing-masing tingkat itu dipisahkan oleh kolam. Di kolam ini, penduduk lokal biasa memancing, antara lain ikan gabus. Masyarakat sekitar akan memancing dengan cara tradisional menggunakan akar melinjo yang dipilin menjadi benang. Benang inilah yang digunakan untuk memantik sasaran. Fungsinya sama seperti umpan.[1]
Waktu terbaik mengunjungi Air Terjun Anenderat di Kabupaten Tambrauwadalah saat musim kemarau. Pada waktu curah hujan rendah, air sangat jernih. Tidak ada lumpur yang terbawa arus sehingga membuat air keruh seperti saat musim hujan. Untuk menuju Air Terjun Anenderat, pelancong harus menuju Distrik Miyah.[1]
Pemeliharaan lingkungan
suntingAir terjun ini oleh masyarakat sekitar dipercaya sebagai sumber kehidupan warisan leluhur yang harus dijaga. Maka itu, masyakarat sangat menjaganya. Tak heran, air terjun dan aliran sungainya bersih dari sampah.[1]
Transportasi
suntingMiyah bisa ditempuh melalui dua pintu masuk, yakni dari Manokwari dan Sorong. Dari Sorong, waktu tempuh ke Miyah berkisar lebih-kurang 10 jam dengan rincian Sorong – Sausapor (Ibu Kota Sementara Tambrauw) 3-4 jam, Sausapor – Fef (Ibu Kota Tambrauw) 3 jam, dan Fef – Miyah 3 jam. Sedangkan dari Manokwari, Miyah bisa ditempuh dalam waktu lebih-kurang 5 jam. Adapun ritenya adalah Manokwari – Kebar 3-4 jam dan Kebar – Miyah 1 jam.[1]