Air Terjun Coban Sriti
Air Terjun Coban Sriti atau Coban Wolu merupakan air terjun yang terletak di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Belum diketahui pasti total ketinggian air terjun ini namun diperkirakan tingginya sekitar 120 meter sehingga menjadi salah satu air terjun tertinggi yang dimiliki Indonesia. Berada di aliran Sungai Besukbang (kadang disebut Sungai Lengkong) membuat debit airnya sangat deras sehingga tidak disarankan untuk mandi di bawah guyuran air terjun ini. Air Terjun yang terletak di elevasi 600 Mdpl ini memiliki pemandangan yang indah karena dikelilingi tebing melingkar yang menjulang setinggi 150 meter, hutan yang hijau, dan aliran sungai yang deras. Air Terjun Coban Sriti belum dimanfaatkan sebagai tempat wisata karena aksesnya yang cukup sulit dan rawan banjir lahar hujan karena Sungai Glidik ini merupakan sungai aliran lahar dari Gunung Semeru. Air Terjun Coban Sriti merupakan salah satu dari banyaknya air terjun yang terbentuk ditepian lembah-lembah curam Sungai Besukbang-Glidik di perbatasan Kabupaten Malang - Kabupaten Lumajang. Dinamakan Coban Sriti karena air terjun ini berada dibawah Gunung Kukusan Sriti dan disebut Coban Wolu karena untuk menjankaunya harus menyebrangi sungai sebanyak delapan kali atau dalam bahasa Jawa disebut Wolu.
Air Terjun Coban Sriti | |
---|---|
Lokasi | Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia |
Koordinat | 8°13′12.6″S 112°56′25.2″E / 8.220167°S 112.940333°E |
Tipe | Plunge |
Tinggi total | 120 meter (394 ft) |
Jumlah titik | 1 (Satu) |
Anak sungai | Sungai Besukbang |
Lokasi
suntingAir Terjun Coban Sriti di Dusun Pronojiwo, Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Aksesbilitas
suntingAir Terjun Coban Sriti berada diperbatasan Desa Pronojiwo dengan Desa Tamanayu. Akses jalan menuju Air Terjun Coban Sriti belum tersedia, satu-satunya jalan yaitu melalui Obwis Air Terjun Kapas Biru. Sebelum menuju Air Terjun Kapas Biru kemudian ikuti arah Sungai Besukban di sisi kanan dengan melawan arus selama 1-1,5 jam. Perjalanan cukup menantang karena harus menyebrangi sungai beberapa kali yang dipenuhi jeram-jeram yang cukup ganas. Saat menyeberang sungai ini, kedalamannya bervariasi antara selutut sampai perut saya dengan aliran yang lumayan deras.[1]