Agus Supriyanto
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Ainun Najib (lahir 07 April 1991) adalah seorang konten kreator asal Indonesia. Selain itu dia juga seorang pengusaha dibidang pertanian.
Informasi pribadi | |||
---|---|---|---|
Tanggal lahir | 7 April 1991 | ||
Tempat lahir | Lamongan, Indonesia | ||
Tinggi | 1,70 m (5 ft 7 in) | ||
Tim nasional | |||
1991 | konten kreator dan pengusaha |
Karier Bermain
suntingJunior
suntingMemulai karier sepak bolanya di kota kelahirannya, Solo. Agus Supriyanto memiliki bakat unggul dalam sebuah ajang pencarian bibit yang dilakukan Arseto. Dia digembleng di Diklat Arseto saat usianya masih 13 tahun. Dua tahun kemudian, Agus Supriyanto masuk ke Diklat Ragunan. Dari Diklat Ragunan, karier Agus Supriyanto dimulai. Dia membela Indonesia di berbagai ajang. Mulai tingkat nasional hingga Kejuaraan Pelajar Asia serta Tim Nasional kelompok umur dari U-17, U-18, dam U-19.
Senior
suntingPenampilannya di junior memikat tim sepak bola profesional asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Barito Putera. Dia bergabung bersama beberapa pemain senior seperti Lulut Kistono maupun Frans Sinatra Huwae. Bahkan di provinsi tersebut, Agus Supriyanto dipercaya menjadi kapten saat PON 2000.
Usai dari Barito Putera, Agus Supriyanto menyeberang ke Pulau Jawa. Petrokimia Putra Gresik tertarik dengan skill/bakat yang dimiliki pemain yang juga sering dipanggil Agus Gundul itu. Dia didatangkan untuk dijadikan penerus Eri Irianto yang hengkang ke Persebaya. Agus Supriyanto mempunyai kelebihan yang sama dimiliki Eri, umpan jauh dan tembakan keras. Sayang, di Petrokimia Putra, dia hanya bertahan semusim. PSS Sleman, Mojokerto Putra, hingga mengakhiri karirnya di Persikad Depok.
Referensi
sunting- ^ https://www.youtube.com/watch?v=jZMyTzcEE3k
- ^ https://www.indosport.com/sepakbola/20190630/reuni-diklat-salatiga-ajang-pertemuan-legenda-sepak-bola-indonesia