Sugianto Kusuma

(Dialihkan dari Aguan)

Sugianto Kusuma, yang lebih dikenal dengan nama Aguan, adalah seorang tokoh masyarakat yang berasal dari Indonesia. Selain terkenal sebagai pengusaha sukses di balik Agung Sedayu Group, Aguan merupakan Presiden Komisaris PT Jakarta International Hotels and Development Tbk (JIHD.IJ)[1] dan Wakil Komisaris Utama PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC.IJ).[2] Saat ini, Aguan menjabat sebagai Presiden Direktur PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI.IJ)[3], salah satu pengembang properti yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) yang memiliki bank tanah mencapai 1.876 ha di Kabupaten Tangerang, Banten. Aguan juga dikenal luas sebagai seorang filantropis yang memiliki kontribusi besar dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan, terutama melalui keterlibatannya dengan Yayasan Tzu Chi Indonesia dan ASG untuk Indonesia.

Kehidupan Awal dan Pendidikan

sunting

Lahir di Palembang pada tanggal 10 Januari 1951 dan pernah mengecap pendidikan di Sekolah Menengah Ju Zhong Palembang. Sejak muda, Aguan telah menunjukkan ketertarikan dalam dunia bisnis dan kewirausahaan. Aguan di usia mudanya adalah sosok yang dikenal cerdas dan mudah bergaul dengan banyak orang bahkan yang usianya terpaut jauh darinya. Pada tahun 1965, Aguan memilih merantau ke Jakarta dan mulai bekerja di salah satu toko kelontong di kawasan Mangga Dua, Jakarta Utara.

Karier dan Bisnis

sunting
 
Pemandangan Udara Pantai Indah Kapuk, Jakarta

Berawal pada saat paman Aguan pecah kongsi dengan rekannya, Aguan memilih hengkang dan mulai menjajaki karier sebagai entrepreneur. Aguan lanjut mendalami bisnis ekspor-impor hingga kondisi perekonomian global yang tidak stabil pada dasawarsa 1970-an. Namun, hal itulah yang justru menggiring Aguan ke bisnis yang membesarkan namanya berpuluh-puluh tahun kemudian.

Sejak usia 20 tahun, Aguan nekat mendirikan perusahaan kontraktor yang menjadi cikal bakal Agung Sedayu Group. Proyek pertamanya adalah pembangunan rumah toko (ruko) di kawasan Mangga Besar. Keyakinan Aguan untuk terjun ke sektor properti semakin mantap karena perputarannya yang cepat. Sekalipun harga unit properti tergolong mahal, tapi nilainya akan terus naik. Yang paling penting, dalam jual beli properti, tidak berlaku sistem utang layaknya ekspor impor.

Berawal dari jual beli ruko, perusahaan yang Aguan rintis sejak tahun 1971 mengalami kemajuan pesat menjadi jawara properti domestik. Sesuai dengan nama Agung Sedayu yang mengandung makna megah, memesona, penuh keindahan dan kedamaian. Bisnis properti Aguan dikenal sebagai properti inovatif dengan ekosistem lengkap yang menciptakan kehidupan yang lebih baik dan berkualitas. Mulai dari kota mandiri, superblok, low-rise and high-rise apartment, perkantoran, hingga hotel dan resor.[4]

Sebagai seorang pengusaha, Aguan memiliki prinsip kerja yang kuat mengenai pentingnya integritas dan tanggung jawab sosial dalam dunia bisnis. Aguan tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial, tetapi juga berkomitmen untuk menciptakan peluang bagi orang lain dan memberikan kontribusi bagi masyarakat. Keberhasilannya di dunia bisnis banyak didorong oleh pendekatan yang penuh perhatian terhadap detail dan kebutuhan pasar.

Selain mendirikan usaha properti terbesar di Indonesia, Aguan turut memberikan kontribusi pada bidang usaha lainnya di Indonesia. Aguan diangkat sebagai Presiden Komisaris di PT Jakarta International Hotel & Development Tbk sejak tahun 2007 hingga saat ini. Istrinya, Rebecca Halim, juga turut berkontribusi dalam kegiatan usaha Indonesia. Rebecca merupakan pemilik manfaat akhir saham PT Erajaya Swasembada Tbk.

Keterlibatan dalam Kegiatan Sosial

sunting

Selain karier bisnisnya, Aguan bersama dengan istrinya, Rebecca, juga dikenal luas sebagai sosok yang dermawan dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Aguan berperan aktif dalam mendukung program kemanusiaan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, sebuah organisasi filantropi internasional yang berfokus pada bantuan kemanusiaan dan amal tanpa memandang suku, bangsa, ras, dan agama.[5] Aguan menjadi salah satu figur penting dalam mendukung misi Tzu Chi di Indonesia, dengan memberikan donasi yang signifikan serta terlibat langsung dalam berbagai proyek kemanusiaan, khususnya pembangunan hunian layak huni di Jakarta dan berbagai daerah di Indonesia.

Sejalan dengan nilai-nilai yang dianut Aguan, program yang dijalankan oleh Tzu Chi bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sehat dalam keluarga, memiliki lingkungan yang bersih dan sehat, serta mendukung kestabilan ekonomi mereka. Dengan semangat cinta kasih dan kepedulian, program ini diharapkan dapat mewujudkan kehidupan yang lebih baik, bermartabat, dan berkelanjutan bagi masyarakat yang membutuhkan.

Dengan perpanjangan tangan Aguan, berbagai program Tzu Chi telah berkembang pesat, seperti bantuan bagi korban bencana alam, penyediaan layanan medis gratis, dan pendidikan untuk anak-anak kurang mampu. Kontribusi besar Aguan tidak hanya dalam bentuk materi, tapi Aguan juga mencurahkan waktu dan tenaganya dalam berbagai program bantuan Tzu Chi.

Aguan dikenal sebagai seorang yang rendah hati meski memiliki kekayaan dan kesuksesan di dunia bisnis. Aguan selalu menekankan pentingnya berbagi dan membantu sesama sebagai bagian dari nilai-nilai yang diyakininya. Aguan kerap kali memberikan sumbangan melalui Yayasan Buddha Tzu Chi. Pada tahun 2004, Aguan memberikan bantuan kesehatan berupa operasi katarak dan pemberian beras 50.000 ton kepada 2,4 juta kepala keluarga di seluruh Indonesia. Aguan juga turut membangun dan merehabilitasi sekolah-sekolah yang sudah tidak layak di berbagai wilayah Indonesia, terutama sekolah-sekolah yang rusak karena bencana alam. Total terdapat 33 sekolah yang telah dibangun dan direhabilitasi.[6] Tak hanya itu, banyak kontribusi lainnya yang Aguan berikan untuk masyarakat Indonesia.

Revitalisasi Kali Angke

sunting

Aguan turut membantu pelestarian Kali Angke. Berdasarkan keterangannya, hubungan antara Kali Angke dan Tzu Chi dimulai pada tahun 2002 silam saat terjadinya banjir besar. Master Cheng Yen selaku Pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi pernah menyampaikan pada Aguan mengenai perhatiannya terhadap penduduk sekitar Kali Angke dan meminta agar dibuatkan Rumah Susun (Rusun) khusus untuk para 1.100 keluarga yang tinggal di bantaran Kali Angke.[7]

Sebagai sosok yang dikenal dengan julukan “Mr. No Problem”, Aguan menyanggupi permintaan tersebut dan membangun rusun untuk warga Kali Angke bersama Tzu Chi yang berkapasitas 15 ribu kepala keluarga. Rusun tersebut kini dikenal sebagai Rusun Cinta Kasih Tzu Chi. Berkat adanya Rusun Cinta Kasih Tzu Chi, Pemprov DKI dapat menormalisasi Kali Angke sepanjang hampir 2,5 km dan lebar kali Angke kini sudah berkisar antara 40 hingga 60 meter. Setelah relokasi warga berjalan pada 20 tahun silam, warga Kali Angke mengaku merasakan dampak yang sangat luar biasa. Pada acara seremonial HUT ke-20 Rusun Cinta Kasih Tzu Chi yang dirayakan pada tahun 2023 lalu, sejumlah warga mengucapkan rasa syukurnya karena berkat bantuan Aguan dan Tzu Chi, mereka bisa membangun kehidupan yang lebih baik dan membuka kesempatan-kesempatan baru untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Salah satunya adalah Daqnas Al Akhtur Ally, eks warga Kali Angke yang saat ini telah menjadi anggota Polri. Ia mengaku bahwa setelah direlokasi oleh Aguan dan Tzu Chi, pemikirannya menjadi lebih luas dan pendidikannya lebih tinggi.[8]

Pada tahun 2006, Aguan juga turut melakukan pembangunan tahap kedua di daerah Perkampungan Nelayan Angke dan menggelontorkan dana sebesar Rp 80 miliar untuk membangun 600 unit rumah.[9]

Rumah Cinta Kasih Cengkareng

sunting

Aguan juga turut selalu memperhatikan lingkungan sekitar melalui Corporate Social Responsibility (CSR) seperti memprakarsai pembangunan rumah susun, saat itu pertama kali di Cengkareng sebanyak 1.100 unit. Masyarakat gratis menempati rumah tanpa dipungut biaya, mereka hanya diminta untuk membayar uang kebersihan sebesar Rp 90.000. Setelah itu warga hanya tinggal merawat dan memelihara saja, dan tentunya tidak boleh dijual.[10]

Menurut Aguan, konsep untuk memberantas kemiskinan adalah dengan membangun ekosistem komprehensif untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal, pendidikan, dan akses kesehatan. Aguan dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mendirikan Poliklinik Cinta Kasih Tzu Chi yang status ijinnya ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi pada tanggal 21 Juni 2006.[11] Aguan dan Yayasan Buddha Tzu Chi juga mendirikan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi yang diresmikan pada 28 Juli 2003. Jenjang pendidikannya meliputi TK, SD, SMP, SMA, dan SMK.[12]

Tsunami Aceh

sunting

Saat terjadi tsunami Aceh 2004, banyak korban meninggal dunia dan menderita luka berat dan ringan, jaringan transportasi dan telekomunikasi terputus, airport pun tidak dapat digunakan untuk mendarat. Aguan yang saat itu sedang berada di Tiongkok, Shanghai mendampingi anaknya yang sedang berlibur akhir tahun, langsung bergegas pulang ke Indonesia setelah mendengar tentang tsunami yang menerjang Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.[13] Aguan bersama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi datang langsung untuk memberikan 3 tahap bantuan, yaitu menentramkan raga, menentramkan hati dan memulihkan kehidupan.

Pada tahap pertama, yang diprioritaskan adalah kebutuhan jangka pendek seperti sembako, obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya seperti 3.000 selimut, 3.000 sarung, biskuit 100 dus, dan susu.[14] Lalu pada tahap kedua adalah memberikan tenda-tenda untuk tempat tinggal sementara. Dan pada tahap ketiga bantuan, Yayasan Tzu Chi dan Aguan membangun rumah untuk para korban di 3 lokasi berbeda, yaitu Panteriek Banda Aceh sebanyak 716 unit, Neuheun Aceh Besar sebanyak 850 unit dan Meulaboh Aceh Barat sebanyak 1000 unit sehingga total yang telah dibangun adalah sebanyak 2566 unit rumah, inisiatif ini merupakan buah dari respon tanggap Aguan setelah bertemu dengan Mantan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah yang tengah bersama Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan Mantan Panglima GAM Muzakir Manaf juga menuturkan dampak bantuan pasca bencana tsunami sangat membantu warga Aceh bangkit.[15]

Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako, Palu

sunting

Pada September 2018, warga kota Palu dilanda bencana gempa bumi, likuifaksi, dan tsunami. Tsunami menyebabkan warga kota Palu kehilangan tempat tinggal tinggal yang tersapu ombak tsunami.[16] Jernih Lasaso, salah satu warga kota Palu, harus tinggal di Huntara Terminal Tipo selama setahun pasca tsunami. Ia bersama 4 orang anaknya (Bela Astini, Dandi Endrawan, Denia Nurjeni, dan Nurul Zahara) sempat tidur di jalan dan kandang kambing.[17]

Aguan mewakili Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan kontribusi dalam Pembangunan Hunian Tetap (Huntap) bagi masyarakat Palu. Aguan dan Yayasan Buddha Tzu Chi membangun Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako, Palu, Sulawesi sebagai tempat tinggal baru bagi warga yang terkena bencana alam. Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako mendapatkan kunjungan dari Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo dan diberikan apresiasi.

Warga Kota Palu sangat terbantu dengan adanya Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako. Sebanyak 321 keluarga calon penerima bantuan rumah menandatangani perjanjian pemberian Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah pada 23-24 Oktober 2020. Hari pertama (Jumat, 23 Oktober 2020) sebanyak 153 keluarga sudah diverifikasi dari 200 keluarga yang ditargetkan. Hari kedua, sebanyak 168 keluarga telah diverifikasi oleh relawan Tzu Chi Jakarta bersama BPBD Kota Palu. Sebanyak 1.362 unit rumah dari 1.500 unit rumah sudah diterima oleh warga. Salah satu korban yang merasakan manfaat kehadiran Perumahan Cinta Kasih, Jernih, merasa gembira bercampur haru telah menerima rumah dari Aguan dan Tzu Chi. Ia dapat memulai usaha tata rias kecantikan dan berjualan sandal dan sepatu. Pembangunan rumah turut memulihkan perekonomian warga kota Palu.

Rumah Vertikal Palmerah

sunting

Kepadatan penduduk merupakan salah satu masalah utama di Jakarta. Dari sisi hunian, hal ini dapat menurunkan kualitas hidup masyarakatnya karena kesulitan untuk mendapatkan akses hunian yang layak bersih dan sehat. Aguan melihat banyak rumah dengan kondisi tidak layak huni, ukuran tanah sangat kecil, jalanan sempit, sulit mendapatkan akses air bersih dan tidak ada ventilasi udara. Maka dari itu Aguan dan Yayasan Tzu Chi bekerja sama dengan pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Program bebenah kampung di Palmerah menjadi program pertama yang dilaksanakan oleh Aguan dan pemerintah untuk merevitalisasi rumah-rumah yang sudah tidak layak huni pada tahun 2023. Dengan kondisi lahan yang sangat sempit dan terbatas, Aguan mencetuskan ide untuk membangun rumah vertikal. Rumah susun yang dirancang Aguan ini mengangkat konsep ramah lingkungan dan terdiri dari 4 lantai dan 9 unit dengan masing-masing unit memiliki luas 18 meter persegi.

Rumah vertikal tersebut berhasil diresmikan oleh Aguan dan pemerintah pada tahun 2024, dan hingga saat ini terdapat 9 keluarga yang tinggal di rumah tersebut. Penghuni rumah ini mengaku sangat senang dan berterima kasih kepada Aguan dengan bantuan tersebut karena mereka tidak perlu pindah daerah dan masih bisa tinggal di tempat yang sama, namun dengan kualitas hunian yang jauh lebih baik dibandingkan dengan yang sebelumnya. Mereka sekarang dapat mengakses air bersih dengan mudah, mendapatkan tempat tinggal dengan ukuran yang jauh lebih besar dan ventilasi udara yang sangat baik.

ASG untuk Indonesia[18]

sunting

Tak hanya bersama dengan Tzu Chi, Aguan juga mengerahkan perusahaannya sebagai corong kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan-bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Program yang Aguan bentuk bernama ASG untuk Indonesia. Program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh ASG untuk Indonesia telah mencakup berbagai aspek, baik sosial, lingkungan, pendidikan, maupun kesehatan, dengan berfokus terutama pada masyarakat sekitar PIK 2. Aguan sebagai pengembang properti daerah tersebut menargetkan agar lingkungan sekitar pembangunannya juga ikut berkembang bersama dengan PIK 2. Beberapa program yang sudah dilaksanakan, antara lain pembangunan sarana air bersih, bedah rumah warga, program Open Defecation Free (ODF), memfasilitasi pengembangan UMKM warga sekitar, pembuatan budidaya, peningkatan pendidikan masyarakat melalui program literasi, dan lainnya. Aguan juga selalu memperhatikan kondisi masyarakat yang hidup berdampingan dengan daerah PIK dan PIK 2. Aksi nyata Aguan lakukan dengan mengeluarkan biaya miliaran rupiah melalui program CSR untuk membantu warga-warga di Kabupaten Tangerang, Kecamatan Teluknaga, Kecamatan Pakuhaji, Kecamatan Kosambi, Desa Bojong Renged, Desa Muara, Kelurahan Salembaran Jati, Desa Kohod, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Sepatan, Kecamatan Sepatan Timur dan desa-desa lainnya yang berdampingan dengan PIK 2.

Kontribusi terhadap Komunitas

sunting

Aguan juga berperan aktif dalam memperkuat jaringan sosial di kalangan pengusaha dan komunitas bisnis, serta memfasilitasi berbagai acara yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Aguan sering kali mendorong para pengusaha muda untuk mengembangkan usaha mereka dengan etika bisnis yang baik dan memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat luas.

Melalui keterlibatannya dalam berbagai kegiatan sosial dan filantropi, Aguan tidak hanya dikenal sebagai pengusaha sukses, tetapi juga sebagai sosok yang peduli dengan masa depan generasi mendatang. Keberhasilan dan komitmennya di dunia bisnis untuk membantu sesama menjadikannya teladan bagi banyak orang, khususnya di Indonesia.

Aguan, sebagai pemimpin Agung Sedayu Group, juga memimpin konsorsium investasi di Ibu Kota Nusantara bersama dengan 9 investor lainnya, yaitu Sinarmas, Pulauintan, Adaro Group, Barito Pacific, Mulia Group, Astra Group, Kawan Lama Group, dan Alfamart Group. Konsorsium tersebut telah membangun Hotel Nusantara yang telah digunakan pada saat upacara pengibaran Bendera Merah Putih peringatan HUT Republik Indonesia ke-79 di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan. Pembangunan ini menjadi bentuk dukungan kepada Pemerintah Indonesia dalam membangun Ibu Kota Nusantara.[19]

Penutup

sunting

Sugianto Kusuma alias Aguan adalah contoh nyata warga Indonesia yang sukses dalam dunia bisnis dan dapat mengimbanginya dengan kontribusi uang, waktu dan tenaga terhadap masyarakat. Kehidupan dan karya Aguan dapat menginspirasi banyak orang untuk bekerja keras untuk mencapai tujuan, turut mengulurkan tangan kepada yang membutuhkan dengan melihat ke bawah, berkontribusi secara material dan tenaga dengan memegang filosofi “berbagi kepada sesama bukan hanya soal uang tapi bisa melalui tenaga dan waktu”, serta keselarasan hidup yang damai.

Referensi

sunting
  1. ^ Tbk, PT Jakarta International Hotels & Development. "PT Jakarta International Hotels & Development Tbk". PT Jakarta International Hotels & Development Tbk (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-01-02. 
  2. ^ Internasional, Bank Artha Graha. "Dewan Komisaris". Artha Graha. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  3. ^ "PT PANI, Tbk". pantaiindahkapukdua.com. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  4. ^ Pingit; FORTUNE.com. "Fortune Indonesia Businessperson of the Year 2023". fortuneidn.com. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  5. ^ "Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia". www.tzuchi.or.id. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  6. ^ "Aguan Sugianto Melalui Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sudah Rehabilitasi 33 Sekolah di Indonesia". Tribunnews.com. 2024-12-31. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  7. ^ "HUT Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi: Terima Kasih, Terima Kasih Tzu Chi - Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia". www.tzuchi.or.id. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  8. ^ "Warga Terdampak Relokasi Akui Hidup Layak di Rusun Cinta Kasih Tzu Chi". CNN Indonesia. 2023-08-27. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  9. ^ BeritaSatu.com. "Aguan: Ketimbang Bisnis, Kegiatan Sosial Lebih Memuaskan Batin". beritasatu.com. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  10. ^ "Biodata Sugianto Kusuma alias Aguan, 'Bos' 9 Naga Pimpin Konsorsium Pembangunan IKN". Posbelitung.co. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  11. ^ "RS Cinta Kasih Tzu Chi". web.rscktzuchi.co.id. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  12. ^ "Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi - Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia". www.tzuchi.or.id. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  13. ^ "2O Tahun Tsunami Aceh: Datang Paling Awal, Pulang Paling Akhir - Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia". www.tzuchi.or.id. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  14. ^ "Bot Verification". buddhazine.com. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  15. ^ "2O Tahun Tsunami Aceh: Datang Paling Awal, Pulang Paling Akhir - Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia". www.tzuchi.or.id. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  16. ^ "Kunjungan Presiden Jokowi ke Perumahan Tzu Chi di Palu - Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia". www.tzuchi.or.id. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  17. ^ "Penyerahan Rumah untuk Warga Palu - Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia". www.tzuchi.or.id. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  18. ^ "Penyerahan Rumah untuk Warga Palu - Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia". www.tzuchi.or.id. Diakses tanggal 2025-01-02. 
  19. ^ "Ibu Kota Nusantara". IKN. 2021-12-10. Diakses tanggal 2025-01-02.