Ario Adikara II merupakan adipati Pamekasan yang memerintah tahun 1708-1737 menggantikan kakaknya, Tumenggung Jayanegara yang memerintah hanya setahun pada tahun 1708.

Asal-usul

sunting

Ario Adikara II nama aslinya adalah Raden Asral, dikenal juga sebagai Raden Mas Celleng, putra Ario Adikoro I (1685-1708) yang lahir dari istri selir seorang wanita dari Pagantenan. Saat masih dalam kandungan sudah diberi keris si Jimat oleh ayahnya sebagai tanda bahwa beliau mempunyai hak tahta atas kerajaan Pamekasan.

Ketika berumur sekitar 7 tahun, Raden Asral dibawa oleh ibunya menghadap ke ayahnya yang bertahta di keraton Mandilaras sambil menyelipkan keris si Jimat di tubuhnya. Seisi keraton dibuat terperangah karena kemiripan wajah dari Ario Adikara I dengan putranya itu sehingga mirip orang yang sedang berkaca. Sejak saat itu, Ario Adikara I mendapat julukan Pangeran Gatotkaca I dan putranya berjuluk Pangeran Gatotkaca II.

Ario Adikara II menikah dengan putri dari Tumenggung Wirosari (Adipati Pamekasan 1677-1685 dan Adipati Sumenep 1684-1702), untuk selanjutnya disebut sebagai Raden Ayu Adikara II, mempunyai dua anak: (1) Raden Ayu Adikara III dan (2) Raden Ismail yang kelak menjadi Adipati Pamekasan bergelar Ario Adikara IV.

Ario Adikara II mempunyai dua orang kakak satu ayah lain ibu, yaitu Pangeran Rama (Ario Cakranegara II, Adipati Sumenep 1702-1705) dan Tumenggung Jayanegara, Adipati Pamekasan (1708-1708). Pangeran Rama mempunyai putra yang bertahta di Sumenep yaitu Ario Cakranegara III (Pangeran Jimat, 1707-1737) yang berkehendak terhadap keris si Jimat yang dimiliki oleh Ario Adikara II. Karena keris itu berasal dari Ario Adikara I yang merupakan kakek dari Ario Cakranegara III, apalagi ayahnya (Ario Cakranegara II) adalah putra sulung Adikara I, sehingga wajar jika Ario Cakranegara III merasa lebih berhak atas keris tersebut. Atas bantuan VOC, keris si Jimat berhasil dihaki oleh Ario Cakranegara III yang juga adalah ponakan Ario Adakara II.

Karena masgul dan kecewa, Adikara II kemudian meletakkan jabatan sebagai Adipati Pamekasan pada tahun 1737. Kemudian beliau memperdalam agama di Ampel Surabaya dan wafat dan dimakamkan di sana, sehingga disebut sebagai Adikara Sidhing Ampel. Yang menggantikan beliau adalah menantu beliau bernama Raden Sujono yang menikahi putri sulung beliau, kemudian bergelar Ario Adikara III.

Daftar Pustaka

sunting
  • Zainalfattah.1951.Sedjarah Tjaranja Pemerintahan Di Derah-Daerah Di Kepulauan Madura Dengan Hubungannya. The Paragon Press. Pamekasan
  • Adurrahchman, Drs.1971.Sejarah Madura Selajang Pandang. Sumenep

Templat:Topik Pamekasan