Adaptronik

(Dialihkan dari Adadptronik)


Adaptronika (Jerman: Adaptronik; Inggris: Adaptronic; kata sifat: adaptronik) berasal dari gabungan antara adaptasi dan elektronika. Namun makna yang berkembang hingga saat ini tidak hanya benda elektronika yang mampu beradaptasi, tapi juga bahan atau material konstruksi yang mampu mengubah bentuk fisiknya dengan bantuan aliran listrik, dan sebaliknya atau dari energi mekanik tertentu ke bentuk energi nonmekanik dan mekanik.

Hubungan perubahan bentuk material dengan aliran listrik inilah yang membuat material ini sangat erat hubungannya dengan cabang ilmu Mekatronika. Dimana ada satu kesatuan antara sensor dan aktuator.

Sejarah Perkembangan

sunting

Adaptronik awalnya mulai diteliti di USA sejak awal tahun 80-an. Kemudian berkembanglah istilah ''Smart Structures'' atau ''Smart Materials''. Tujuan awal penelitian ini adalah pengembangan struktur satelit yang dapat diubah atau diadaptasi. Salah satu objek penelitian adalah pengendalian aktif dari bentuk reflektor. Pengaruh perubahan lingkungan terhadap struktur teknik, tanpa mengurangi kekuatannya.

Dijeman sekitar 10 tahun kemudian mulai diteliti dan dikembangkan dari berbagai aspek bidang keilmuan sehingga Adaptronika memegang peranan yang lebih penting pada produk modern. Sebagai hambatan untuk pengembangan tujuan komersial adalah biaya produksi massal yang masih sangat mahal dari material adaptronik.

Diindonesia belum banyak peneliti atau kumpulan peneliti yang secara sistematis mengkaji ilmu ini. Namun tidak berarti teknologi ini baru untuk bangsa indonesia.

Bahan dasar yang multifungsi

sunting

Bahan dasar yang bersifat multifungsi dapat digunakan sebagai aktuator dan sensor. Bahan ini mempunyai lebih dari 2 fungsi sekaligus. Multifungsi ditandai dengan kemampuannya mengubah energi listrik, panas, magnetik atau energi mekanik. Pada bahan yang adaptronik terdapat beberapa kegunaan, dimana dapat ditemui sifat pengubah bentuk energi non-mekanik yang mudah dikendalikan dan diukur.

Pada beberapa bahan perubahan ini dapat berlangsung dua arah. Bahan yang sering digunakan adalah piezoelektrik. Dengan pemberian tekanan mekanik menimbulkan pergeseran muatan Dipol yang berdampak pada timbulnya perbedaan muatan dan munculnya tegangan pada elektrode di bahan tersebut. Tegangan yang timbul dapat digunakan sebagai sensor dan diukur. Sebagai contoh sensor tekanan. Kebalikan dari proses diatas menimbukan perubahan fisik bahan piezoelektrik sebagai akibat dari tegangan yang diberikan, ini adalah aktuator.