Acrodynia
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Januari 2023. |
Acrodynia atau pink disease (bahasa Inggris) merupakan kondisi iritasi pada kulit yang disebabkan kontak langsung dengan merkuri.[1] Acrodynia cenderung menyerang balita dan anak-anak karena kandungan senyawa merkuri biklorida sering didapati di dalam beberapa produk bayi.[1][2][3] Ada beberapa cara pengobatan yang dapat dilakukan oleh penderita acrodynia, antara lain terapi DMSA (2,3-dimercaptosuccinic acid), cuci darah, dan penjauhan diri dari merkuri.[1]
Sejarah
suntingRekaman jejak penyakit acrodynia yang paling awal adalah pada tahun 1828 di Paris saat seorang pakar kesehatan meneliti kasus-kasus kesehatan yang disebabkan arsenik.[3] Ia menemukan bahwa bagian lengan dan kaki penderita berada dalam kondisi yang sangat sensitif dan berwarna merah muda kebiruan.[3] Ia pun memberi nama penyakit tersebut acrodynia yang berarti ‘’bagian terluar yang penuh rasa sakit’’.[2][3]
Kemudian pada tahun 1890 juga ditemukan kasus serupa di Australia.[1] Bagian tubuh yang terserang acrodynia terasa gatal dan sakit.[1] Oleh karena lengan, kaki, dan tubuh penderita menjadi berwarna kemerahan, acrodynia juga disebut sebagai pink disease.[1]
Referensi
sunting- ^ a b c d e f Wolf, Ronni . 2010 . Emergency Dermatology . Cambridge University Press . ISBN 978-0-521-71733-5
- ^ a b Sigel, Astrid; Sigel, Helmut . 1997 . Metal Ions in Biological Syatems: Mercury and Its Effects on Environment and Biology, Volume 34 . Marcel Dekker, Inc. . ISBN 0-8247-9828-7
- ^ a b c d Swiderski, Richard M. . 2008 . Quicksilver: A History of the Use, Lore, and Effects of Mercury . McFarland & Company, Inc. . ISBN 978-0-7864-3596-8