Acrodynia atau pink disease (bahasa Inggris) merupakan kondisi iritasi pada kulit yang disebabkan kontak langsung dengan merkuri.[1] Acrodynia cenderung menyerang balita dan anak-anak karena kandungan senyawa merkuri biklorida sering didapati di dalam beberapa produk bayi.[1][2][3] Ada beberapa cara pengobatan yang dapat dilakukan oleh penderita acrodynia, antara lain terapi DMSA (2,3-dimercaptosuccinic acid), cuci darah, dan penjauhan diri dari merkuri.[1]

Contoh zat merkuri yang menyebabkan pink disease

Sejarah

sunting

Rekaman jejak penyakit acrodynia yang paling awal adalah pada tahun 1828 di Paris saat seorang pakar kesehatan meneliti kasus-kasus kesehatan yang disebabkan arsenik.[3] Ia menemukan bahwa bagian lengan dan kaki penderita berada dalam kondisi yang sangat sensitif dan berwarna merah muda kebiruan.[3] Ia pun memberi nama penyakit tersebut acrodynia yang berarti ‘’bagian terluar yang penuh rasa sakit’’.[2][3]

Kemudian pada tahun 1890 juga ditemukan kasus serupa di Australia.[1] Bagian tubuh yang terserang acrodynia terasa gatal dan sakit.[1] Oleh karena lengan, kaki, dan tubuh penderita menjadi berwarna kemerahan, acrodynia juga disebut sebagai pink disease.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f Wolf, Ronni . 2010 . Emergency Dermatology . Cambridge University Press . ISBN 978-0-521-71733-5
  2. ^ a b Sigel, Astrid; Sigel, Helmut . 1997 . Metal Ions in Biological Syatems: Mercury and Its Effects on Environment and Biology, Volume 34 . Marcel Dekker, Inc. . ISBN 0-8247-9828-7
  3. ^ a b c d Swiderski, Richard M. . 2008 . Quicksilver: A History of the Use, Lore, and Effects of Mercury . McFarland & Company, Inc. . ISBN 978-0-7864-3596-8