Prof. Dr. (H.C). K.H. Abdul Ghofur (lahir 12 Februari 1949 di Paciran, Lamongan) adalah Pimpinan Pondok Pesantren Sunan Drajat, Paciran, Lamongan sekaligus sebagai Mustasyar PWNU Jatim. Beliau merupakan keturunan dari pasangan H. Martokan dan Hj. Kasiyami dan merupakan keturunan ke-14 dari Kanjeng Sunan Drajat. Pondok pesantren yang diasuhnya merupakan satu-satunya pesantren peninggalan Wali Songo yang masih ada dan saat ini menjadi salah satu pesantren dengan jumlah santri terbanyak di Indonesia.

Abdul Ghofur
Pengasuh ke-1 Pondok Pesantren Sunan Drajat
NamaAbdul Ghofur
Nasabketurunan ke-14 Kanjeng Sunan Drajat
IstriNyai Hj. Kamilah

Pendidikan

sunting

KH. Abdul Ghofur memulai pendidikan formal di TK Tarbiyatut Tholabah, Kranji, Lamongan pada tahun 1956. Kemudian beliau melanjutkan jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah di tempat yang sama, dan jenjang Madrasah Aliyah di Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Seusai tamat di salah satu pesantren tertua di Indonesia tersebut, beliau melanjutkan belajar di Pesantren Keramat dan Pesantren Sidogiri, Kraton, Pasuruan.

Selepas itu, beliau melanjutkan pendalaman belajar agama di Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang asuhan KH. Maimun Zubair selama 1 tahun dan kemudian belajar ke berbagai pesantren di Kediri, di antaranya Pesantren Lirboyo, Pesantren Al Hidayah Tertek, serta Pesantren Raudhotul Qur'an pada rentang tahun tahun 1970-an.[1]

Ulama Pengusaha

sunting

Selain menjadi seorang ulama, pesilat, ilmuwan, dan pimpinan pondok pesantren, KH. Abdul Ghofur juga merupakan sosok pengusaha yang sukses. Selama kepemimpinannya dan merintis Pondok Pesantren Sunan Drajat[2] sejak tahun 1977, beliau menjadikan pesantren dapat mandiri membiayai biaya hidup sehari-hari untuk ribuan santrinya secara gratis dengan menjalankan berbagai perusahaan, misalnya penambangan kapur, penggalangan kapal laut, usaha pengrajin kayu, industri pupuk, peternakan sapi, usaha bordir & konveksi kain, produksi air mineral “Aidrat”, produksi jus “Mengkudu Sunan”, perkebunan mengkudu, pembudidayaan ikan lele, pembuatan madu asma “Tawon Bunga”, pembuatan minyak kayu putih, garam “Samudera”, radio Persada FM 97.2 MHz, channel Persada TV, dan usaha-usaha lainnya.[3][4][5]

Gelar Kehormatan

sunting

KH. Abdul Ghofur mendapatkan anugerah gelar Doktor (Dr.) Kehormatan / Honoris Causa di bidang Ekonomi Kerakyatan dari American Institute of Management Hawaii, Amerika pada tahun 2007. Beliau juga mendapat gelar profesor (Prof.) pada tahun yang sama setelah berhasil meneliti “Khasiat Buah Mengkudu dan Pelestarian Tanaman”.[6]

Pranala luar

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Hidayat, Nurul. "KH. Abdul Ghofur, Biografi Singkat | Surau.co". surau.co. Diakses tanggal 2022-07-05. 
  2. ^ Adhim,, Ali. "Rahasia Banyaknya Jumlah Santri dan Megahnya Bangunan Pesantren Sunan Drajat Lamongan". aliadhim.com. Diakses tanggal 2024-08-10. 
  3. ^ Sudjarwo,, Eko. "Ada Bouraq Nangkring di Depan Pondok Pesantren di Lamongan". detiknews. Diakses tanggal 2018-07-25. 
  4. ^ "Galangan Kapal Baru Mulai Dibangun di Lamongan". detikfinance. Diakses tanggal 2018-07-25. 
  5. ^ "SMK Sunan Drajat Terima Pesanan Kapal Canggih Seharga 20 Milyar - Cahaya Pena". Cahaya Pena. 2016-12-12. Diakses tanggal 2018-07-25. 
  6. ^ DIA, Yayasan (2020-02-07). "Biografi Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur". Biografi Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-07-05.