Aarogya Setu

Aplikasi Covid-19 asal India

Aarogya Setu (terjemahan dari Bahasa Sanskerta "jembatan untuk bebas dari penyakit") merupakan aplikasi Covid-19 asal India, peta penyebaran, layanan digital penilaian diri, terutama dalam bentuk aplikasi seluler yang dikembangkan oleh dibawah Kementerian Informasi Teknologi dan Elektronik India. Aplikasi ini dipasang lebih dari 100 juta dalam waktu 40 hari. Pada 26 Mei 2020, ditengah tumbuhnya kekhawatiran keamanan dan privasi, kode sumber dari aplikasi dipublikasikan kepada publik.[1]

Aarogya Setu
Tangkapan layar
Screenshot of user registration page
TipeAplikasi pelacak COVID-19, aplikasi seluler dan perangkat lunak Edit nilai pada Wikidata
Versi pertamaApril 2020; 4 tahun lalu (2020-04)
GenreHealth care
LisensiApache License 2.0
Bahasa
Daftar bahasa

Hindi, English, Marathi, Tamil, Telugu, Kannada, Malayalam, Punjabi, Bengali, Odia, Gujarati, Assamese

Karakteristik teknis
Sistem operasi
Ukuran
  • 4.1 MB (Android)
  • 37.1 MB (iOS)
Bahasa pemrogramanKotlin dan Java Edit nilai pada Wikidata
Informasi pengembang
PengembangNational Informatics Centre, Government of India
Penyuntingpemerintahan India Edit nilai pada Wikidata
PenerbitGoogle Play dan App Store Edit nilai pada Wikidata
Informasi tambahan
Situs webwww.aarogyasetu.gov.in
Sunting di Wikidata Sunting di Wikidata • Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Organisasi Kesehatan Dunia memuji aplikasi Aarogya Setu karena membantu departemen kesehatan untuk mengidentifikasi kluster COVID-19.[2]

Tampilan penuh

sunting

Tujuan dari aplikasi ini adalah untuk menyebarluaskan pengetahuan mengenai COVID-19 dan menghubungkan pelayanan kesehatan penting terkait dengan COVID-19 kepada masyarakat India.[3] Aplikasi ini menambah inisiatif yang dilakukan Departemen Kesehatan India untuk menanggulangi COVID-19 dan menyebarluaskan langkah dan saran terbaik. Aplikasi pelacak menggunakan fitur Sistem Pemosisi Global (GPS) dan Bluetooth untuk melacak kasus COVID-19. Aplikasi ini tersedia di Android (sistem operasi)[4] dan IOS[5] yang memiliki Bluetooth, yang menentukan risiko jika seseorang berada didekat (dalam radius enam kaki) dari seseroang yang terinfeksi COVID-19, dengan memindai melalui pangkalan data kasus COVID-19 di seluruh India. Dengan menggunakan informasi lokasi, ini menentukan apakah lokasi tersebut termasuk dalam salah satu area yang terinfeksi berdasarkan data yang tersedia.

Aplikasi ini merupakan versi terbaru dari aplikasi awal yang bernama Corona Kavach (discontinued) yang pernah dikeluarkan oleh Pemerintah India.[6]

Fitur dan alat

sunting

Aarogya Setu memiliki empat bagian:

  • Status pengguna (memberitahu mengenai risiko tertular COVID-19 kepada pengguna)
  • Self Assess (membantu pengguna untuk mengidentifikasi gejala COVID-19 dan profil risiko mereka)
  • E-pass terintegrasi (jika terdapat E-pass, bisa digunakan)[7]
  • Pilihan untuk melihat kontak terbaru (memungkinkan pengguna untuk menilai tingkatan risiko dari kontak Bluetooth mereka)[8]

Aplikasi ini akan memberikan informasi mengenai status positif COVID-19 dalam radius 500 meter, 1 kilometer, 2 kilometer, 5 kilometer, dan 10 kilometer dari pengguna.[9]

Aplikasi ini dibangun pada platform yang menyediakan antarmuka pemrograman aplikasi (API) sehingga program komputer, aplikasi telepon genggam, dan layanan situs web lain bisa menggunakan dan memanfaatkan data yang tersedia di Aarogya Setu.

Tanggapan

sunting

Aarogya Setu diunduh lebih dari lima juta kali setelah tiga hari peluncuran, membuatnya menjadi aplikasi paling populer yang dikeluarkan oleh pemerintah India.[10][11] Aplikasi ini menjadi aplikasi paling cepat tumbuh mengalahkan Pokémon Go, lebih dari 50 juta aplikasi dipasang dalam waktu 13 hari setelah peluncurannya di India pada 2 April 2020.[12] Aplikasi ini telah dipasang lebih dari 100 juta kali pada 13 Mei 2020, setelah 40 hari peluncurannya.[13]

Pada 29 April 2020 pemerintah pusat mengeluarkan perintah agar seluruh pegawainya wajib mengunduh aplikasi ini dan menggunakannya - "sebelum bekerja, mereka harus mengulas status mereka di Aarogya Setu dan berangkat kerja ketika aplikasi menunjukan bahwa status mereka aman atau risiko rendah".[14][15] Kementerian Dalam Negeri Serikat menyatakan bahwa aplikasi wajib dimiliki oleh mereka yang tinggal di zona karantina COVID-19. Pemerintah memberikan pengumuman perpanjangan karantina nasional selama dua minggu mulai 4 Mei dengan beberapa keringanan.

Pada 21 Mei 2020, Otoritas Bandara Udara India menerbitkan standar operasional prosedur yang menyatakan bahwa seluruh penumpang yang berangkat wajib terdaftar di aplikasi Aarogya Setu.[16] Aplikasi ini tidak wajib digunakan oleh anak-anak dibawah umumr 14 tahun.[17] Namun, esok harinya, Menteri Penerbangan Sipil Hardeep Singh Puri mengklarifikasi bahwa aplikasi tidak menjadi kewajiban untuk seluruh penumpang.[18]

Pada 2021, situs web Co-WIN diintegrasi dengan aplikasi.[19] Hal ini mengizinkan pengguna untuk mengatur jadwal melalui aplikasi untuk Vaksinasi COVID-19 dengan mendaftarkan nomor telepon dan menyediakan dokumen terkait.[20]

Efektivitas

sunting

CEO dari NITI Aayog mengungkapkan bahwa "aplikasi ini mampu mendeteksi lebih dari 3.000 titik merah dalam 3–17 hari sebelumnya".[21]

Tanggapan

sunting

Rahul Gandhi, ketua dari Kongres Nasional India menyatakan bahwa aplikasi Aarogya Setu merupakan "sistem pengawasan canggih" setelah pemerintah mengumumkan bahwa mengunduh aplikasi tersebut merupakan kewajiban bagi pegawai negeri dan swasta.[22] Mengikuti hal ini, beberapa pihak menyatakan kekhawatirannya terhadap aplikasi Aarogya Setup.[23][24][25] Kementerian Teknologi Informasi dan Elektronik India merespon kekhawatiran tersebut dengan menyatakan bahwa pernyataan Gandhi salah, dan aplikasi tersebut diapresiasi oleh pihak internasional.

Pada 5 Mei, peretas beretika asal Prancis, Robert Baptiste, yang memiliki nama alias di Twitter sebagai Elliot Alderson, mengklaim bahwa terdapat masalah keamanan pada aplikasi.[26] Pemerintah India dan juga pengembang aplikasi, menyatakan mereka berterima kasih kepada peretas tersebut tetapi menyatakan bahwa kehawatiran tersebtu tidak beralasan.[27] Pengembang aplikasi menyatakan bahwa penyediaan data lokasi merupakan fitur dokumentasi di aplikasi, dibandingkan kekurangan aplikasi, karena aplikasi tersebut didesain untuk melacak penyebaran populasi yang terinfeksi virus. Mereka juga menekankan bahwa tidak ada informasi pribadi dari pengguna yang terkena risiko.[28]

Pada 6 Mei, Robert Baptiste menyatakan bahwa kelemahan keamanan di aplikasi memungkinkan peretas untuk mengetahui "siapa yang terinfeksi, tidak sehat, atau menggunakan fitur pengujian pribadi di wilayah yang mereka pilih". Robert juga memberikan detail berapa banyak orang yang sakit dan terinfeksi di kantor Perdana Menteri India di Parlemen India.[29] The Economic Times menunjukan ketentuan pada aplikasi ini menyatakan bahwa pengguna "setuju dan mengakui bahwa pemerintah India bukan pihak yang bertanggung jawab...atas akses tidak resmi dari informasi atau modifikasi data[30]". Menanggapinya, beberapa pengembang perangkat lunak meminta kode sumber dipublikasikan kepada khalayak umum.[31]

Pada 12 Mei, Mantan Hakim Mahkamah Agung India B. N. Srikrishna menyatakan bahwa kebijakan mewajibkan penggunaan aplikasi Aarogya Setu merupakan kegiatan ilegal. Ia menyatakan bahwa hal ini tidak didasari oleh hukum dan mempertanyakan "berdasarkan hukum apa pemerintah mewajibkannya?"[32]

MIT Technology Review memberikan nilai ulasan 2 dari 5 bintang untuk aplikasi ini setelah menganalisa aplikasi pengawasan COVID-19 di 25 negara. Aplikasi mendapatkan penilaian bintang hanya karena kebijakan yang menyatakan bahwa data yang dikumpulkan akan dihapus setelah beberapa waktu dan koleksi data, sejauh pengguna menggunakan, ini merupakan hal yang minimal. Hal lainnya adalah India merupakan satu-satunya negara demokrasi yang mewajibkan aplikasi ini diunduh jutaan orang.[33] Rating kemudian diturunkan menjadi 1 bintang setelah ditemukan fakta bahwa aplikasi ini membutuhkan informasi lebih banyak untuk berfungsi.[34]

Menanggapi hal tersebut, Kementerian Informasi Teknologi dan Elektronik India mempublikasikan kode sumber dari aplikasi ini ke publik melalui GitHub pada 26 Mei, yang kemudian diikuti oleh dokumentasi iOS dan API. Selanjutnya, pemerintah juga meluncurkan "program pemburuan bug".[35] Hal ini dilakukan untuk mempromosikan "transparansi dan memastikan integritas dan keamanan dari aplikasi", walaupun begitu, ahli menyataan bahwa kode dari sisi server belum dipublikasikan kepada publik, hal ini berarti opini publik mengenai keamanan dan kerahasiaan belum sepenuhnya pulih.[36] Terkait hal tersebut, ZDNet memberikan catatan bahwa kode sumber menjadi konfirmasi untuk klaim pemerintah mengenai data lokasi pengguna, jika dikumpulkan, akan menjadi anonim, dan akan dihapus setelah 45 hari atau 60 hari untuk individu yang berisiko tinggi.

Referensi

sunting
  1. ^ nic-delhi/AarogyaSetu_Android, nic-delhi, 27 May 2020, diakses tanggal 27 May 2020 
  2. ^ https://timesofindia.indiatimes.com/business/india-business/who-lauds-aarogya-setu-app-says-it-helped-to-identify-covid-19-clusters/articleshow/78637254.cms
  3. ^ "Govt launches 'Aarogya Setu', a coronavirus tracker app: All you need to know". Livemint. 2 April 2020. Diakses tanggal 5 April 2020. 
  4. ^ "Aarogya Setu – Apps on Google Play". Diakses tanggal 5 April 2020. 
  5. ^ "Aarogya Setu Mobile App". MyGov.in. Diakses tanggal 5 April 2020. 
  6. ^ "Govt discontinues Corona Kavach, Aarogya Setu is now India's go-to COVID-19 tracking app". The Financial Express. 5 April 2020. Diakses tanggal 5 April 2020. 
  7. ^ "Aarogya Setu New UI and Features". SA News Channel. 15 April 2020. 
  8. ^ "Aarogya Setu update: New features added to India's contact tracing app". Indian Express. 21 August 2020. 
  9. ^ "Aarogya Setu announces Bluetooth proximity feature for contact tracing! Here's how to check". The Financial Express. 6 July 2020. 
  10. ^ "Aarogya Setu App Crosses 5 Million Installs in 3 Days". NDTV Gadgets 360. Diakses tanggal 5 April 2020. 
  11. ^ Bureau, ABP News (4 April 2020). "Coronavirus India: Govt's 'Aarogya Setu' App Crosses 5 Million Downloads in 3 Days". news.abplive.com. Diakses tanggal 5 April 2020. 
  12. ^ "Go Aarogya Setu Go: Modi govt's app pushes aside Pokémon GO to become fastest growing mobile app with 50 million users". Free Press Journal. 15 April 2020. 
  13. ^ "Aarogya Setu app enters 100 million users club". The Times of India. Diakses tanggal 21 May 2020. 
  14. ^ "Centre makes Arogya Setu app must for all central govt employees". India Today. 29 April 2020. Diakses tanggal 29 April 2020. 
  15. ^ Cruze, Danny Cyril D. (2 May 2020). "Aarogya Setu now mandatory for employees in India. Here's how to register". Livemint. 
  16. ^ Phadnis, Ashwini (21 May 2020). "Passengers with 'red' status on Aarogya Setu App will not be permitted to fly, says Civil Aviation ministry". Business Line. 
  17. ^ Thakur, Prabhakar (21 May 2020). "Aarogya Setu App Mandatory for Airline Passengers, No Entry Without 'Green' Status". NDTV. 
  18. ^ "വിമാന സര്‍വീസ് നിര്‍ത്തലാക്കില്ല; ആരോഗ്യസേതു നിര്‍ബന്ധമല്ല- വ്യോമയാന മന്ത്രി". Mathrubhoomi. 23 May 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-10. Diakses tanggal 2021-08-14. 
  19. ^ "CoWIN". www.cowin.gov.in. Diakses tanggal 2021-06-16. 
  20. ^ Staff Writer (2021-03-03). "How to register for Covid vaccination on Aarogya Setu App: A detailed guide". mint (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-16. 
  21. ^ "Aarogya Setu identified over 3k virus hotspots in 3-17 days ahead of time: Kant". Livemint. 26 May 2020. Diakses tanggal 27 May 2020. 
  22. ^ "Rahul Gandhi terms Aarogya Setu a 'sophisticated surveillance system', RS Prasad hits back". Moneycontrol. Diakses tanggal 2 May 2020. 
  23. ^ Ananth, Venkat (15 April 2020). "'Aarogya Setu's not all that healthy for a person's privacy'". The Economic Times. Diakses tanggal 2 May 2020. 
  24. ^ Clarance, Andrew (15 May 2020). "Why is India's contact tracing app controversial?". BBC News. Diakses tanggal 21 May 2020. 
  25. ^ George, P. j (26 April 2020). "Coronavirus | What are the concerns around the AarogyaSetu app?". The Hindu. ISSN 0971-751X. Diakses tanggal 2 May 2020. 
  26. ^ Banerjee, Prasid (5 May 2020). "French hacker finds security issue in Aarogya Setu". LiveMint. Diakses tanggal 5 May 2020. 
  27. ^ "Govt 'thanks' French ethical hacker who flagged Aarogya Setu, but dismisses security concern". ThePrint. 6 May 2020. 
  28. ^ "Arogya Setu app on privacy issue: Read full statement here". Hindustan Times. 
  29. ^ "Aarogya Setu Security Issue Exposed PMO, MHA Employee Data: Hacker". The Quint. 6 May 2020. Diakses tanggal 8 May 2020. 
  30. ^ Anandi Chandrashekhar & Surabhi Agarwal (6 May 2020). "Govt has no liability if Aarogya Setu data leaks". The Economic Times. Diakses tanggal 8 May 2020. 
  31. ^ Sharma, Jeevan Prakash (7 May 2020). "Make Aarogya Setu Source Data Public For Greater Transparency, Scrutiny: Experts". Outlook. 
  32. ^ "Mandating use of Aarogya Setu app illegal, says Justice B N Srikrishna". The Indian Express. 12 May 2020. Diakses tanggal 12 May 2020. 
  33. ^ "Aarogya Setu App Gets Just 2 Out of 5 stars in MIT Technology Review for COVID Contact Tracing Apps". Network 18 Media. 12 May 2020. Diakses tanggal 12 May 2020. 
  34. ^ Ajmal, Anam (22 May 2020). "MIT downgrades Aarogya app". The Times of India. Diakses tanggal 22 May 2020. 
  35. ^ Singh, Jagmeet (27 May 2020). "Government Open Sources Aarogya Setu App Code After Facing Criticisms". NDTV Gadgets 360. Diakses tanggal 27 May 2020. 
  36. ^ Aryan, Aashish (28 May 2020). "Explained: What making Aarogya Setu open-source means". The Indian Express. Diakses tanggal 30 May 2020. 

Pranala luar

sunting