Abdul Manaf Lubis

tokoh militer Indonesia
(Dialihkan dari A. Manaf Lubis)

Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Abdul Manaf Lubis (31 Maret 1927 – 6 Agustus 1996) adalah seorang perwira tinggi TNI yang pernah menjabat sebagai Panglima Kodam II/Bukit Barisan.[1]

Abdul Manaf Lubis
Panglima Kodam II/Bukit Barisan ke-4
Masa jabatan
4 Januari 1961 – 2 Juli 1963
PresidenSoekarno
Sebelum
Pengganti
A. Thalib
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1927-03-31)31 Maret 1927
Medan Tembung, Medan, Sumatera Timur, Hindia Belanda
Meninggal6 Agustus 1996(1996-08-06) (umur 69)
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
Suami/istriNy. Kharlina Manaf Lubis
AnakRizky Pratama Lubis, Risna Dewi Lubis, M. Riza Lubis, Riska Anggraini Lubis
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang
TNI Angkatan Darat
Masa dinas1943 –
Pangkat
Brigadir Jenderal TNI
NRP12186
SatuanInfanteri
Pertempuran/perang
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Riwayat hidup

sunting

Ia menempuh Pendidikan Militer di Singapura pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Ia masuk Akademi Kaigun Angkatan Laut Kekaisaran Jepang hingga jepang menyerah kepada pihak sekutu amerika serikat, selanjutnya Kapten Manaf Lubis menjadi komandan para laskar pertempuran Medan Timur untuk ikut serta memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia dibawah pimpinan komandan batalyon Brigade B Mayor Bedjo.[2]

Karier Militer

sunting

Sebagai komandan kompi batalyon Brigade B Pada Agresi Militer Belanda ke-1, Lubis bersama Letkol. Ricardo Siahaan dan Lahiraja Munthe memimpin pasukan TNI dalam pertempuran di Lubuk Pakam, yang menimbulkan banyak korban di pihak pasukan Belanda. Pasukan pimpinan Lubis juga diketahui pernah bertikai dengan pasukan Maludin Simbolon [3] Setelah pertempuran, Lubis dan pasukannya menyeberangi Sungai Ular yang legendaris itu untuk melakukan serangan balasan terhadap Belanda yang telah menduduki Kota Tebing Tinggi. Setelah Perjanjian Renville, Manaf Lubis terus menerus mendapat tugas dari komandan sektornya Mayor Bedjo.[4]

Pada waktu pembebasan kota Sibolga pada pertikaian antara pasukan batalyon Bedjo dan batalyon Malau, pasukan Kapten Manaf Lubis dengan dibantu overvalwagen (panser) mobile brigade yang memuntahkan tembakan senaman mesin dibawah komisaris polisi Kadiran menerobos pertahanan pasukan batalyon liberty malau sehingga pasukannya lari keluar dari kota sibolga dimana disaat itu terdapat komandan Mayor M Panggabean juga turut mengundurkan pasukannya ke luar kota sibolga [5]

Selanjutnya Mayor Manaf Lubis diangkat menjadi Komando Resor Militer 022 Pematangsiantar dan menjabat pada tahun 1958 -1960 [1]

Setelah kemerdekaan, Lubis dipercayakan untuk menjabat sebagai Panglima Kodam I/Bukit Barisan pada tahun 1961 hingga 1963. Pada tahun 1961 Letkol Manaf Lubis menerima penyerahan pasukan PRRI pimpinan Kolonel Simbolon di Balige.[2] Jabatan terakhirnya adalah Mako Mabad yang dilantik oleh Wapangad Umar Wirahadikusumah pada tahun 1968.[6]

Sukacita perang

sunting

Saat mau memasuki daerah pasukan Belanda, Manaf Lubis dengan pasukannya hendak mau melakukan penyerangan ke Stadiun Halaban daerah Asahan yang diduduki oleh tentara Belanda, Manaf Lubis beserta pasukan yang dipimpinnya berhasil menguasai Stadiun Halaban dari tentara Belanda, Manaf Lubis memerintahkan pasukannya untuk menyita senjata dan pelengkapan tentara Belanda yang ditinggalkan, Manaf Lubis memasuki salah satu ruangan di stadiun Halaban membuka sebuah lemari yang berisikan susu dan makanan, teringat lah Manaf Lubis akan istri dan anaknya yang baru saja dilahirkan sehingga Dia mengambil satu dan beberapa susu dan makanan ringan untuk diberikan kepada istri dan anaknya yang baru lahir. Manaf Lubis prajurit yang tangguh dan tidak gentar akan desingan peluru dan mortil yang diarahkan kepada dia dan pasukannya, tetapi melihat sebuah kaleng susu yang ditinggalkan dilemari dari tentara Belanda Dia teringat akan keluarga yang ditinggalkannya untuk kepentingan tugas negara.[7]

Kehidupan pribadi

sunting

Lubis menikah dengan Kharlina, yang kemudian mengikuti namanya. Lubis juga merupakan seorang Muslim. Setelah pensiun dari dinas militer, dia terpilih menjadi anggota DPR/MPR RI pada tahun 1965 untuk Fraksi ABRI pada saat itu. Dia juga diangkat sebagai Ketua Yayasan Universitas Islam Sumatera Utara (UISU). Ia juga memberikan pengarahan dan masukan yang bertujuan untuk membantu para petani di Sumatera Utara, dengan memberikan lahan kepada para petani dan penggarap lahan, dan juga memberikan pengetahuan tentang irigasi lahan pertanian yang benar kepada petani di Sumatera Utara.

Akhir hidup

sunting

Pada akhir hayatnya, dia terserang penyakit jantung dan stroke yang telah lama dideritanya, dan meninggal dunia pada tanggal 06 Agustus 1996, Jenazah ia dikuburkan di Taman Makam Pahlawan di Kota Medan. Pejabat tinggi daerah di Sumatera Utara dan Pejabat tinggi negara juga hadir untuk memberikan doa dan penghormatan terakhir untuk Abdul Manaf Lubis.

Referensi

sunting
  1. ^ "Para Jenderal dari Tanah Batak". Tirto. Diakses tanggal 8 Oktober 2016. 
  2. ^ Kadiran, Mas (1984). Sejarah perjuangan Mobile Brigade Kepolisian R.I. Sumatera Utara/Aceh, tahun 1945 s/d 1961. Medan: yayasan penampung pejuang polri sumatera utara pusat medan. hlm. 123, 125, 127. 
  3. ^ "Teuku Markam, Saudagar Aceh si Penyumbang Utama Emas Monas". IndonesiaSatu.co.id. Diakses tanggal 8 Oktober 2016. 
  4. ^ "Veteran Pejuang Kemerdekaan Ikut Mendukung Pembentukan Provinsi Tapanuli". Nias Online. Diakses tanggal 8 Oktober 2016. 
  5. ^ Panggabean, Maraden (1-11-1992). Berjuang dan Mengabdi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. hlm. 98, 99, 123. 
  6. ^ Online Public Access Catalog, Perpustakaan Nasional RI (1968). "Mabad. Serah terima Jabatan dan Mako Mabad dari pejabat lama Brigjen Andi Rivai kepada pejabat baru Brigjen Manaf Lubis. Irup Wapangad Umar Wirahadikusumah". https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=914210. Diakses tanggal 2024-10-05.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  7. ^ Kol. Aripin Pulungan, SH Medan, 10 September 2016