7 Seeds

seri manga Jepang

7 Seeds (セブンシーズ, Sebun Shīzu) adalah sebuah seri manga Jepang yang ditulis dan diilustrasikan oleh Yumi Tamura. Manga ini telah diterbitkan oleh Shogakukan sejak tahun 2001, pertama kali dalam majalah Betsucomi, kemudian dalam majalah Flowers. Seri ini berlatar pada masa depan pasca kiamat—jauh setelah meteorit menabrak Bumi dan membuat spesies baru menjadi berkembang, dan mengisahkan tentang perjuangan lima kelompok remaja dewasa untuk bertahan hidup setelah mereka dibangkitkan kembali melalui pengawetan krionik. Judulnya berasal dari tujuh tempat persediaan perbekalan, yang disebut "seeds (biji)", yang disiapkan oleh pemerintah Jepang. Pada tahun 2007, seri ini memenangkan Penghargaan Manga Shogakukan untuk kategori manga shōjo. Sebuah adaptasi anime yang diproduksi oleh Gonzo akan dirilis di Netflix pada bulan Juni 2019.

7 Seeds
7SEEDS セブンシーズ
(Sebun Shīzu)
Manga
PengarangYumi Tamura
PenerbitShogakukan
Penerbit bahasa IndonesiaElex Media Komputindo
MajalahBetsucomi, Flowers
DemografiShōjo, Josei
TerbitNovember 2001Juli 2017
Volume35 (Daftar volume)
Animasi web orisinal
SutradaraYukio Takahashi
SkenarioTouko Machida
StudioGonzo
PelisensiNetflix
TayangJuni 2019
 Portal anime dan manga

Sinopsis

sunting

Natsu Iwashimizu tersadar dari tidurnya dalam tanda tanya yang amat besar. Seingatnya, semalam ibunya membuatkan semua makanan kesukaannya, dan ia tidur dengan perut kenyang dan piyamanya. Tapi saat ia bangun, ia mendapati dirinya berada di dalam sebuah ruangan kotak, entah kapal entah apa, yang terombang ambing di atas laut. Dengan baju lengkap, juga sebuah ransel yang penuh dengan barang-barangnya sendiri.

Seorang pemuda bernama Arashi Aota menariknya untuk bangun, dan akhirnya, Natsu yang pemalu itu, beserta beberapa orang lainnya, bertahan dari badai dengan sebuah rakit aneh yang bisa merangkap sebagai tenda.

Berbagai pertanyaan Natsu belum juga terjawab. Ia akhirnya tahu, bukan ia saja. Semua orang yang ada bersamanya kini, mengaku sama. Mereka tak tahu mereka kini ada di mana, bahkan mereka tak saling mengenal satu sama lainnya. Yang paling aneh, adalah baju dan perlengkapan yang ada di dalam ransel mereka masing-masing. Semua kebutuhan untuk berkemah ada di sana, kecuali jam, dompet, dan handphone.

Setelah terombang ambing semalaman, akhirnya mereka sampai ke sebuah pulau. Sebuah pulau aneh yang kelihatan amat primitif. Yang jauh lebih mengejutkan lagi, di pulau itu terdapat hewan-hewan aneh yang siap memangsa mereka kapan saja!

Saat mereka berhasil selamat, salah seorang dari mereka, seorang wanita bernama Botan Saotome akhirnya menjelaskan sesuatu pada mereka, sesuatu yang amat sulit untuk mereka percayai...

Di hari mereka tidur malam itu, diperkirakan beberapa meteor raksasa akan menghantam bumi. Tanpa diketahui masyarakat, para petinggi dunia telah mengetahui dan memprediksikan hal ini sejak lama. Karena itu, agar manusia tak punah seluruhnya, pemerintah di masing-masing negara mencari cara agar bisa bertahan. Cara yang diambil Jepang adalah mengambil orang-orang terpilih untuk dibekukan agar bisa melewati ‘kiamat’ itu dan bangkit kembali pada masa depan. Maka dipilihlah 7 orang manusia dalam satu tim, yang (nyaris) sempurna, dalam artian: fisiknya sangat sehat, memiliki kemampuan reproduksi yg baik, dan minimal memiliki satu bidang keahlian. Orang-orang itu dikumpulkan dalam 5 tim, tepatnya 4 tim unggulan dan satu tim bayangan. Ditambah dengan 5 orang yang menjadi pemandu tim masing-masing. Sebagian besar dari 28 manusia pilihan ini tidak tahu bahwa mereka terpilih dalam proyek ini. Saat mereka tidur, tubuh mereka dibawa dan dibekukan dengan cara hibernasi, yang membuat jantung mereka berdetak sangat lambat. Tubuh mereka lalu dimasukkan dalam sebuah fasilitas canggih yang akan melindungi mereka dari keadaan apapun yang terjadi di luar sana, juga akan mencairkan mereka saat kondisi dinilai telah aman dan dapat ditinggali manusia lagi.

Masing-masing tim dibekukan di tempat yang berbeda-beda dan saling berjauhan. Tim ini mempunyai nama-nama musim. Tim musim panas A dan B, tim musim dingin, tim musim semi dan tim musim gugur. Masing-masing tim juga punya kisah tersendiri. Tim musim gugur, yang dipenuhi dengan orang-orang jenius, tetapi tidak punya hati. Tim musim dingin, yang kisahnya amat tragis. Tim musim semi, dimana salah satu anggotanya, Hana Suguruno, adalah putri dari dua orang yang terlibat langsung dengan penelitian untuk pembekuan itu. Yang paling berbeda kisahnya adalah tim musim panas A dan tim musim panas B.

Berbeda dengan tim lain yang tidak tahu apa-apa tentang pembekuan ini, tim musim panas A justru memang disiapkan untuk masuk dalam orang-orang terpilih yang akan dibekukan. Sejak mereka lahir, dipilih 100 anak yang dibesarkan di tempat yang terpisah, di sana mereka diberikan bekal hidup, pengetahuan dan juga kelincahan agar bisa bertahan dalam keadaan yang bagaimanapun. Hanya tujuh orang dari mereka yang terpilih untuk masuk dalam tim musim panas A, dan sisanya, sesuai dengan kata pembina mereka… ‘gagal berarti mati’.

Sebaliknya, tim musim panas B juga tidak tahu apa-apa perihal rencana pemerintah untuk membekukan mereka. Hanya saja, mereka terpilih karena kemungkinan aneh yang dipikirkan pemerintah, kemungkinan itu berbunyi: Bagaimana kalau ternyata orang-orang yang sempurna fisik dan mentalnya justru tidak bisa bertahan hidup di situasi itu? Akhirnya, dipilihlah mereka. Sama seperti yang lainnya, mereka mempunyai syarat-syarat fisik yang sempurna, sangat sehat, memiliki kemampuan reproduksi yg baik. Tetapi mereka juga orang-orang yang mempunyai masalah kejiwaan yakni orang-orang yang pemalu, pemberontak, pemarah, pemalas, dan lain-lain sebagainya.

Satu hal yang sangat tak disangka di sini, Hana masuk dalam orang-orang terpilih itu bersama dengan sang kekasih Arashi. Akan tetapi, kedua kekasih ini tidak tahu bahwa pasangan mereka masih hidup dan ikut terpilih di sini. Meskipun begitu, mereka tetap tetap percaya dan nggak putus asa untuk mencari satu sama lain.

Pranala luar

sunting