Story:Kuda Sandel: Kuda Pacu yang Dikembangbiakkan di Pulau Sumba

Kuda sandel
Kuda sandel, atau lebih lengkap kuda Sandalwood pony, adalah kuda pacu yang dikembangbiakkan di Pulau Sumba. Konon, kuda ini memiliki moyang kuda arab yang disilangkan dengan kuda poni lokal (grading up) untuk memperbaiki sejumlah penampilannya. Nama "sandalwood" sendiri dikaitkan dengan cendana ("sandalwood") yang pada masa lampau merupakan komoditas ekspor dari Pulau Sumba dan pulau-pulau Nusa Tenggara lainnya.
Zahrasrtn
Pada masa kini, perbaikan mutu dan penampilan kuda sandel telah menjadi program nasional, dilakukan melalui program pemuliaan murni dan grading up dengan persilangan terhadap kuda "thoroughbred" asal Australia untuk kecepatan dan tenaga. Kuda ini sampai sekarang masih merupakan kuda yang diternakkan di Pulau Sumba dan dikirim ke pulau-pulau lain, seperti Jawa, Madura, dan Bali untuk dipergunakan sebagai kuda tarik, kuda tunggang, serta kuda pacu. Lomba pacuan kuda sandel masih bisa dinikmati di berbagai daerah di Indonesia terutama di Jawa, Madura, dan tentu saja Sumba. Kabupaten Sumba Timur memasukkan kuda sandel pada lambang daerahnya.
Fakhri Anindita
Kuda sandel memiliki postur rendah bila dibandingkan kuda-kuda ras dari Australia atau Amerika. Tinggi punggung kuda antara 130–142 Cm. Banyak dipakai orang untuk kuda tarik, kuda tunggang, bahkan kuda pacu. Keistimewaannya terletak pada kaki dan kuku yang kuat dan leher besar. Ia juga memiliki daya tahan (endurance) yang istimewa. Warna rambutnya bervariasi: hitam, putih, merah, dragem, hitam maid (brownish black), bopong (krem), abu-abu (dawuk), atau juga belang (plongko).
RaiyaniM
Kemungkinan kuda Sumbawa diperkenalkan ke pulau Sumba oleh orang Jawa dari Kerajaan Majapahit, yang menaklukkan pulau itu pada abad ke-14. Sultan Bima dan Sumbawa Barat dianggap memiliki banyak kuda. Kuda Sumbawa dan kuda Sumba (Sandel) seharusnya berhubungan dekat dengan Kuda Mongolia.
Waskito Kukuh W