Museum Institut PTIQ Jakarta

Museum Institut PTIQ Jakarta, dikenal juga sebagai Museum Al-Qur’an PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an), merupakan bagian dari Lembaga di Institut PTIQ Jakarta yang berfokus pada pengoleksian, perawatan, dan pemanfaatan objek-objek yang berkaitan dengan Al-Qur'an .[1]

Museum Institut PTIQ Jakarta terletak di Jl. Batan I No. 2 Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Jakarta. Museum ini dapat dikunjungi pada hari Senin sampai Sabtu, kecuali pada tanggal merah. Masyarakat juga dapat mengunjungi museum ini tanpa membayar tiket masuk.[2]

Sejarah sunting

Museum Al-Qur'an PTIQ didirikan pada tanggal 24 Juli 1971 atau 29 Rajab 1391 H. Pada mulanya, koleksi yang tersimpan di museum ini diperoleh dari koleksi pribadi pengurus dan pendiri Yayasan Pendidikan Al Qur'an yang terletak di Jl. Gunawarman No. 25 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Peresmian museum ini baru dilakukan pada 19 Februari 1983 bertepatan dengan peresmian Perpustakaan Institut PTIQ. Tokoh publik yang meresmikan museum ini adalah H. Adam Malik yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia.[2] Pada tahun 1988, pengelolaan museum ini dialihkan dari Badan Eksekutif Yayasan Pendidikan Al-Qur'an ke Institut PTIQ Jakarta.[3]

Koleksi sunting

Museum Institut PTIQ Jakarta menyimpan total 129 koleksi Al Qur'an yang terdiri dari 33 eksemplar manuskrip Al-Qur'an, dan 95 eksemplar mushaf cetak. Dari keseluruhan manuskrip, 20 eksemplar diantaranya berupa tulisan tangan asli, 11 eksemplar berupa salinan tulisan tangan dari Indonesia, dan dua eksemplar lainnya berasal dari mancanegara. Adapun terkait mushaf cetak 32 diantaranya berasal dari Indonesia dan 63 mushaf lainnya merupakan mushaf mancanegara yang diperoleh dari Jepang, Jerman, India, Mesir, Pakistan, dan sebagainya.[3] Mushaf-mushaf Indonesia diperoleh dari daerah-daerah seperti Aceh, Banten, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, Lampung, Solo, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, dan Yogyakarta.[1]

Beberapa contoh mushaf yang tersimpan di museum Institut PTIQ Jakarta, antara lain: Al Quran Al-Karim dari Ampel (Surabaya) yang memiliki 360 halaman, Al-Quran Al-Karim Bandung dengan 617 halaman, Al-Quran Jakarta dengan 604 halaman, Al Quran Al-Karim Tasikmalaya dengan 360 halaman, serta Audahu At-Tafsir dari Mesir yang berisi 766 halaman.[4][5]

Pranala luar sunting

Situs resmi Museum Al-Qur'an PTIQ

Referensi sunting

  1. ^ a b Syatri, Jonni (2015-11-08). "Mushaf Al-Qur'an Kuno di Priangan Kajian Rasm, Tanda Ayat, dan Tanda Waqaf". SUHUF. 6 (2): 295–320. doi:10.22548/shf.v6i2.31. ISSN 2548-6942. 
  2. ^ a b "Museum Al-Qur'an PTIQ - Sistem Registrasi Nasional Museum". Sistem Registrasi Nasional Museum Kemdikbud (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-19. 
  3. ^ a b Abidin, Zainal (2020-11-12). "Mengenal Mushaf Sunan Ampel di Museum Al-Quran PTIQ Jakarta". Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia. Diakses tanggal 2024-05-19. 
  4. ^ Nadhiroh, Fatma Roisatin. Kusumaningrum, Febrianti Diah, ed. "4 Museum Al Quran di Indonesia, Sudah Pernah ke Sini?". IDN Times (dalam bahasa In). Diakses tanggal 2024-05-19. 
  5. ^ Amrullah, Erwin Wajdi. "Mengunjungi 5 Mushaf Koleksi Museum Al-Quran PTIQ Jakarta - Akurat". Mengunjungi 5 Mushaf Koleksi Museum Al-Quran PTIQ Jakarta - Akurat. Diakses tanggal 2024-05-19.