Gas vulkanik adalah gas yang dikeluarkan oleh gunung berapi aktif (atau, dalam beberapa kasus, tidur). Gas tersebut mencakup gas yang terperangkap pada rongga-rongga (vesikula) pada batuan vulkanik, gas terlarut atau terpisahkan pada magma dan lava, atau has das yang keluar dari lava, baik dari cerobong atau kawah gunung berapi. Gas vulkanik juga dapat dikeluarkan dari air tanah yang dipanaskan oleh kegiatan vulkanik.

Gas vulkanik memasuki atmosfer dengan tefra selama erupsi Gunung berapi Augustine, Alaska, 2006.

Sumber-sumber dari gas vulkanik di Bumi mencakup:

Komposisi sunting

Komponen umum dari gas vulkanik adalah uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), belerang daik dalam wujud sulfur dioksida (SO2, pada gas vulkanik bersuhu tinggi) atau hidrogen sulfida (H2S, pada gas vulkanik bersuhu rendah), nitrogen, argon, helium, neon, metana, karbon monoksida (CO) dan hidrogen. Senyawa lainnya yang dideteksi pada gas vulkanik adalah oksigen meteorik[butuh klarifikasi] hidrogen klorida, hidrogen fluorida, hidrogen bromida, sulfur hexafluorida, karbonil sulfida, dan senyawa organik. Komponen jejak eksotis mencakup merkuri,[1] halokarbon (mencakup CFC)[2] dan radikal halogen oksida.[3]

Proporsi zat-zat tersebut berbeda tiap gunung berapi.

Referensi sunting

  1. ^ Grasby, Stephen E; Them, Theodore R II; Chen, Zhuoheng; Yin, Runsheng; Ardakani, Omid H (September 2019). "Mercury as a proxy for volcanic emissions in the geologic record". Earth-Science Reviews. 196: 102880. doi:10.1016/j.earscirev.2019.102880. 
  2. ^ Jordan, Armin; Harnisch, Jochen; Borchers, Reinhard; Le Guern, Francois; Shinohara, Hiroshi (4 February 2000). "Volcanogenic Halocarbons". Environmental Science & Technology. 34 (6): 1122–1124. doi:10.1021/es990838q. 
  3. ^ Kern, Christoph; Lyons, John J (17 September 2018). "Spatial Distribution of Halogen Oxides in the Plume of Mount Pagan Volcano, Mariana Islands". Geophysical Research Letters. 45 (18): 9588–9596. doi:10.1029/2018GL079245 .